Featured Today

news

popular post

Diberdayakan oleh Blogger.

Komunikasi dan Penyiaran Islam

Latest Post

Selasa, 11 November 2014

Majelis Tarjih dan Sebab Perbedaan NU dan Muhammadiyah












 Apa yg terjadi pada Muhammadiyah? Murnikah "ijtihad" mereka, atau hanya sekedar ingin tampil beda? Bukankah Persatuan Islam seharusnya diutamakan di atas segalanya..?

1. Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy'ari itu berkawan. Pernah satu guru, sama2 ahli fikih dan ahli hadist.

2. Sepulang dari menuntut ilmu di Makkah beliau berdua berdakwah sesuai keahlian dan masyarakat yg dihadapi.

3. Kiai Ahmad Dahlan bergerak di tengah Masyarakat perkotaan dlm hal ini Jogja.

4. Sementara Kiai Hasyim Asy'ari di masyarakat pedesaan dgn mendirikan pesantren di Jombang.

5. Keduanya adalah Allamah, orang hebat, mukhlis dan mulia. Rohimahumallah.  

6. Keduanya jg punya andil besar memperjuangkan kemerdekaan dgn upayanya mencerdaskan bgsa lewat pendidikan dan agama.

7. Kiai Ahmad Dahlan mendirikan Organisasi Muhammadiyah, Kiai Hasyim Asy'ari dirikan Nahdlatul Ulama.

8. Saat beliau berdua masih hidup, tata ibadah yg diamalkan masyarakat umumnya sama. Kalaupun ada beda itu sama sekali tak mengganggu.

9. Contoh, sholat tarawih sama2 20 rokaat. Bhkan Kiai Ahmad Dahlan adalah imam Tarawih 20 rokaat di Masjid Syuhada Jogjakarta.

10. Yg jg sama talqin mayit di kuburan, bhkn ziarah kubur dan kirim do'a dalam yasinan dan tahlilan.

11. Sama-sama baca do'a Qunut sholat shubuh dan sama2 gemar baca sholawat dgn dziba'an.

12. Dua kali khutbah dalam shalat Ied dan tiga kali takbir "Allahu Akbar" dalam takbiran jg sama.

13. Dan yg paling monumental, dulu NU dan Muhammadiyah sama2 menggunakan metode ru'yat hilal dlm menetapkan 1 Ramadhan dan 1 Syawal.

14. Semua amaliah di atas berjalan puluhan tahun dgn damai dan nikmat. Semuanya tertulis dlm kitab "Fikih Muhammadiyah".

15. Kitab tsb terdiri dari 3 jilid yg ditrbitkan oleh Muhammadiyah bagian Taman Pustaka Jogjakarta tahun 1943-an kira2.

16. Namun ktk dibentuknya Majelis Tarjih disinilah mulai ada penataan praktik ibadah yg rupanya "hrs beda" dgn apa yg digariskan pendahuluny

17. Hal ini secara otomatis membuat Muhammadiyah dan NU yg tadinya sama jadi berbeda dlm bnyk hal.

18. Duh, untuk menghemat karakter yg disediakan untuk slanjutnya Muhammadiyah disingkat MU. Bkn Manchester United lho.

19. Disinyalir "tampil beda" ini lebih bernuansa politis daripada kesahihan hujjah yg dijadikan dasar.

20. Ada sebuah tesis yg meneliti hadist2 yg dijadikan rujukan Majelis Tarjih MU dlm menetapkan hukum atau pola ibadah yg dipilih.

21. Kesimpulannya setelah uji takhrij yg hanya berstandar mutawasith (sedang) hadist2 yg dijadikan hujjah adalah dho'if.

22. Padahal Mayoritas ahli hadist mengatakan, hadist dho'if tak boleh dijadikan dasar hukum. Kecuali soal fadha'ilul a'mal (nilai keutamaan

23. Contoh (lagi), btp MU tdk benar2 memperhatikan derajat hadist yg dijadikan landasan adalah soal Tarawih yg 4-4-3.

24. Majelis Tarjih memutuskan jumlah rokaat Tarawih adalah delapan plus 3 rokaat witir.

25. Awal2 instruksi, pakai komposisi 4-4-3. 4 rokaat satu salam, 4 rokaat satu salam plus 3 rokaat satu salam.

26. Model Witir 3 rokaat sekaligus ini model Madzhab Hanafi. Smentara NU pakai dua dua semua trmasuk witir 2 plus satu. Ini Syafiie.

27. Tapi pd thn 1987 komposisi yg 4-4-3 td diubah menjadi dua dua atas saran KH Shiddiq Abbas pd halaqah di Sby.

28. Beliau berdasar pd Hadist Muslim yg lebih shahih. Maka melihat kenyataan dmikian semuanya tunduk/taslim.

29. Akibatnya pd thn itu jg diedarkan keputusan Majelis Tarjih ke semua wilayah tentang perubahan komposisi Tarawih tsb.

30. Dan itu berlaku sampai sekarang. Meski masih ada anggota MU yg masih bertahan dgn 4-4-3.

31. Sekarang mari kita beralih ke soal itsbat hilal pakai ru'yat. Yg lagi hangat2nya :)

32. Semua ahli Falak, apalagi dari MU pasti tdk pernah lupa bhw dulu MU pakai metode ru'yat bukan hisab spt saat ini.

33. Bahkan patokan ru'yat hilal mrk cukup tinggi yakni 3 derajat. Ini berlangsung selama era orde baru.

34. Departemen agama era orba didominasi oleh orang2 MU, mrk menolak ru'yat Hilal di bawah 3 derajat.

34. Dan selama era orba, ru'yat hilal 3 derajat atau lebih inilah yg selalu dipakai patokan oleh pemerintah dalam itsbatnya.

35. Sementara ahli falak NU yg jg menggunakan Ru'yat memandang posisi hilal 2 drajat sdh bisa untuk diru'yat.

36. Padahal dalam hal ini MU dan NU berdalil pada hadist yg sama yaitu hadist ru'yat dan ikmal.

37. Krn itulah di thn 90an tiga kali berturut2 NU lebaran lebih dulu, krn hilal 2 drajat nyata2 sdh bisa diru'yat.

38. Smentara pemerintah yg didominasi org2 MU hanya gunakan standar hilal tinggi sehingga hrs istikmal.

39. MU + Pemerintah dan NU, masing2 bertahan pada pendiriannya.

40. Setelah orba lengser dan Gus Dur jd presiden, MU dgn radikal meninggalkan cara ru'yat hilal berderajat tinggi. Lalu dimunculkan metode w...

41. Lalu dimunculkan metode wujudul hilal, pokoknya jk hilal sdh muncul di atas ufuk brapapun drajatnya, nol koma sekalipun itu sdh tgl 1.

42. Hadist yg dulu jd hujjah dan ayat seruan untuk "taat kpd Allah, Rasul dan Ulil Amri" menjadi ditafsir ulang

43. Bahkan dgn lantang Bpk Din Samsudin mengatakan, Menteri agama bukanlah Ulil Amri yg wajib ditaati.

44. Bhkn yg info mutakhir MU lapor ke Komnas HAM lantaran Menag mengatakan MU tdk taat kpd pemerintah.

45. Di sini MU membuat beda lagi dgn NU. Dulu hilal harus derajat tinggi, skrg kriterianya diubah lagi yg pnting muncul brpapun drajatnya.

46. Sementara NU tetap konsisten dari dulu sampai skrg, dgn standar minimum 2 drajat. Tentu beda lagi dgn NU

47. Dilihat dari fakta2 tsb di atas tentu twips bisa menyimpulkan siapa yg sengaja beda dan siapa yg enggan dipersatukan.  

48. Sekaligus fakta2 tsb diatas seakan membenarkan sinyalemen bhw perbedaan sengaja dibuat krn alasan2 politis. Wallahu A'lam bi showabih.

Jumat, 30 Mei 2014

Insuri Ponorogo Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam


Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo,Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo,Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo,Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo,Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo,Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo,Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo,Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo,Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo,Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo,Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo,Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo,Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo, Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus di Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Kampus Ijo Sunan Giri Ponorogo, Insuri Ponorogo, Kampus Insuri Ponorogo, Jurusan di Kampus Insuri Ponorogo, Insuri Ponorogo menuju Universitas Sunan Giri, IAI Sunan Giri Ponorogo,

Rabu, 28 Mei 2014

Insuri Ponorogo Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Lengkapi Fasilitas Mahasiswa dengan Asrama Mahasiswa



PONOROGO (Muda News)/Adv. Asrama Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo merupakan fasilitas penting yang diberikan kepada Mahasiswa baik dari semester awal hingga semester akhir. Di Asrama ini samping sebagai tempat beristirahat juga sebagai tempat belajar bermasyarakat dan menimba ilmu diluar kampus mengingat diasrama ini setiap hari diadakan kegiatan Pengkajian Kitab-kitab Kuning, Muhadarah, Barzanji/ Diba'an, dan berbagai kegiatan lain yang berhubungan dengan kemasyarakatan.

Lokasi Asrama Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) ini sangat strategis berada di tengah kota dan dengan biaya Asrama perbulan cuma Rp. 15.000 dengan fasilitas
  • Listrik
  • Air
  • Masjid
  • Ruang Seminar
  • Ruang Perpustakaan
  • Lapangan Olahraga
  • Parkir Kendaraan yang Luas
  • Dll
Segera daftarkan diri anda menjadi Mahasiswa KPI, dengan keilmuan : Broadcasting, Jurnalistik, Retorika, Perfilman dll dan untuk mengambil Asrama langsung hubungi Dekan ataupun Kaprodi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam INSURI Ponorogo

Senin, 29 Agustus 2011

Perbedaan Bukanlah Perpecahan

           Hari ini takbir dilanjutkan sore dengan takbir untuk umat muslim yang menjalankan idul fitri 1432 H tanggal 31 Agusuts 2011. Perbedaan menjadi suatu keunikan Islam di indonesia. Setiap kali ramadhan terlintas adakah persamaan dalam menjalankan sholat idul fitri dalam hari yang sama. Kerinduan semakin di tunggu saat umat islam menjalankan Sholat Idul Fitri dengan waktu dan hari tanpa perbedaan. Kenyataan berbeda dikarenakan masing masing mempunyai prinsip dan cara pandang berbeda sehingga dalam menjalankan ibadah sholat idul fitri selalu berbeda harinya.                
           Tak jadi masalah perbedaan yang penting dalam memperjuangkan nilai islam selalu bersama. Berjalan seiring sesuai rel yang di pakai. Muncul satu pemikiran berarti muncul penemuan dan keilmuan baru dari Islam. Saat untuk bersama dalam memperjuangkan nilai islam dan tidak meninggalkan budaya sebagai  sarana da'wah penyampian Islam. Memandang suatu ajaran Islam secara teks akan selalu dilakukan dan harus dilakukna akan tetapi dengan proses bukan pemaksaan. Penyampaian Islam untuk di terima di indonesia sangatlah mudah, yang menjadi maslah ketika nilai islam di perjuangkan yang teriak bukan umat malah orang yang berkepentingan.Jika nilai Islam di jalankan tentunya akan tercipta masyarakat yang adil aman dan nyaman
.          Menyampaikan islan dengan sarana merupakan tantangan agar umat manusia ..............

Penetapan 1 Syawal PR bersama Tokoh Islam, Ulama dan Ormas Islam

           Hampir sepuluh tahun 1 saywal menjadi berita populer ketika menjelang lebaran Idul Fitri. Perbedaan selalu muncul dalam setiap 3 tahun sekali, umat islam indonesia yang terbesar sedunia populasinya menjadi sorotan besar dunia. Perbedan setiap menentukan 1 syawal merupakan kenyataan yang ahurs dihadapi umat islam di Indonesia. Dalam perkembangan sejarah Islam di idonesia menentukan 1 syawal menjadi PR besama semua tokoh islam di semua ormas islam selama kurun waktu 15 tahun sampai sekarang.
            Jaman kemerdekaan ketika Paratai MASYUMI besar dan nomer dua setelah PNInya Soekarno, disana terdapat seluruh oramas islam yang menyatu dalam kepentingan islam untuk mempertahankan NKRI seutuhnya. Setelah dunia mulai berubah hubungan luar negeri semakin bebas, tokoh islam dan kader islam dari semua ormas Islam belajar keluar negeri, terlihat mulai gejolak setiap ormas Islam yang besar keluar dari patai Masyumi. Mereka mendirikan partai dengan tujuan ormasnya bisa menjadi besar dan berkuasa dengan embel embel kepentingan islam, akibatnya terbalik menjadi sebuah perpecahan islam. Karena semua kader Ormas yang belum siap terjun kepolitik yang seharusnya mengutamkan kepentingan islam berbalik untuk memperkaya diri. Hal tersebut terjadi sampai sekarang yang menjadi agenda reformasi menjadi tabu dan tak sesuai jalur tujuan Reformasi.
           Bisa kita cermati ketika Presiden BJ Habibi menjabat seolah orang tidak percaya akan kepemimpinan presiden waktu itu. Tapi dari unsur lain tidak setuju dan keadaan gawat pada tubuh militer, sehingga menyebabkan Timor timur lepas dari Indonesia. Berbicara yang salah masih tanda tanya yang besar.
             Setelah pemilu pertama berlangsung, Reformasi mengahasilkan Presiden KH Abdurrahman Wahid, gaya kepemimpinan ala pondok tanpa kompromi yang salah ya tetap salah dan yang benar tetap benar menjadikan GUS DUR bertahan tidak kurang dari 2 tahun. Gus Dur menjabat seakan menimbulkan momok dan icon di media seakan Gus Dur yang tidak bisa melihat sebagai wacana apa sudah tidak ada yang mampu menjadi presiden dari tokoh Nasional. Pada saat itu menjadi pertanyakan semua legeslatif seakan ketakutan besar sehingga celah untuk korupsi sangat sedikit. Penurunan Gus Dur dari Presiden lebih di dasari dari kepentingan Pejabat yang tidak mau diatur secara tegas ala Gus Dur. Gus Dur turun Megawati anak dari Mantan Presiden pertama Soekarno naik, akan tetapi tidak bisa mencapai tujuan reformasi dan lebih bnayak kebobolan.
              Presiden SBY naik, lebih dari sebuah kepercayaan muncul dari masyarakat agar TNI saat ini masih belum bisa duduk manis untuk mengurusi Kemanan Negara saja. kepemimpinan Sipil di negara Indonesia setelah Soekarno dan Gusdur belumada lagi yang muncul.
               Melihat sejarah Indonsesia dan Islam di indonesia Jaman Walisongo dimana waktu itu walisongo emyebarkan Islam melalui budaya dan tidak ada satupun yang berniat untuk menjadi Umaro sehingga mengankat dan mendirikan kerajan islam Demak bintaro dimana masalah pemerintahan diserahkan raja demak dan masalah urusan agama di serahkan Walisongo sebagai wadah Ulama saat itu. Kerajaan begitu jaya pada waktu demak mulai berjalan. perkembanagan terus pesat dan mulailah penjajah masuk keindonesia membuat pecahnya islam di indonesia. setelah lama dijajah akhirnya muncul pergerakan untuk memerdekaan Indonesia dari penjajah yang selama 3,5 abad telah emjah di Indonesia.Tokoh Muda Islam terus bergerak dan masing masing membuat pergerakan sendiri sesuai bidang yang mereka miliki. Menjadi contoh untuk sekarang ini dulu begitu banyak organisasi tapi satu tujuan demi kemerdekaan.
        Sama halnya ketika sudah berdiri negara RI dengan cikal bakal partai MASYUMI untuk mengrdepankan kepentingan Islam maka semua Ormas Islam bersatu. Perkembanagan Semakin cepat kepentingan Luar negeri semakin banyak di Indonesia, karena hasil bumi Indonesia yang melimpah. Berawal dari itu semua tokoh islam yang belajar di luar negeri mudah dipengaruhi untuk membentuk suatu partai dengan berbagai tawaran bantuan danbegening. Sehingga  islam semakin pecah dan terkotak kotak akibat dari pecahnya partai Islam. Dunia militer yang didalamnya semua Militer  lulusan dari Luar Negeri membuat warna baru di kepemimpinan Indonesia.
           Letak awal perpecahan Islam sudah banyak di tempuh dari politik luar negeri masuk indonseisa. Memasuki peradaban baru dan strastegi politik baru, ketakutan dunia akan besarnya islam di asia menjadikan semua cara untuk memecah belah islam, melalui ibadah, budaya, pola pikir dan devide et impera ( pecah belah ). Jika semua tidak sadar akan hal itu maka bangsa Indonesia tidak akan berubah dan semakin parah.
        Ibadah bukan lagi tujuan lagi dari kehidupan, ibadah sebatas tugas dan kewajiban. Secara hakiki mestinya ibadah suatu tatanan ritual untuk memperbaiki diri dan alat koreksi. Timbulnya bencana dan kehancuran atas dasar keserakahan orang yang tidak merasa syukur secara totalitas atau Ikhlas. Kejadian demikian menjadi imbasnya sekarang dalam menentukan 1 SYAWAL. Penentuan 1 Syawal tiap tahun menagalami perbedaan, ketika Mentri Agama Bapak Alam Syah hampir tiap tahun 1 syawal bersamaan sehingga umat Islam di negara Indonseisa selalu harmonis. Yang menjadi pertanyaan setelah dipecah belah lewat ormas, sekarang  memecah belah lewat satu organisasi dan Isu Teroris. Dalam devide et impera dimunculkan untuk mengkotak dalam negara, agama, budaya dan ormas. Lewat Negara rasa Nasionlisme semakin turun dengan melalui media kita di jejali materi. Lewat Agama dipecah belah masalah hilafiah, budaya semakin ditinggalkan bukan dilesatarikan dan Melalui ormas kadernya dibikin materialis sehingga ketergantungan pada materi. Mungkin lima tahu kedepan akan berbeda mereka  memecah belah Umat Islam.
               


 

Selasa, 02 Agustus 2011

Tidur mendapat Pahala

        Adzan dhuhur telah selesai, sholat jama'ah lebih urtama dari sendirian. Ramadhan bisanya orang berbondong bondong untuk melakaukan sholat jam'ah lima waktu. di masjid masjid allah. Semua aktifitas dari pekerja kantor negeri swasta sama tak berbeda mereka gunakan untuk melakukan sholat jama'ah di masjid terdekat.
 Tidur itu ibadah dari pada ngobrol tanpa arah yang dapat mengurngi ke afdlolnnya berpuasa. tapi bekerja lebih baik dari pada tidur. Jika karyawn tidur waktu jam istirahat tentunya tak jadi masalah.tapi sebaliknya karyawan tidur saat jam kerja aktif, temutunya bos atau juragan akan tak senang pada karyawan trsebut.
             Disiplin perlu dilakukan karena akan terlihat arah yang pasti seseorang berjalan, komitmen atau sekedar pura pura. Puasa Ramadhan merupakan momentum yang baik untuk umat islam. Dalam bulan puasa kita bisa merenung satu tahun yang telah kita lakukan, apa lebih baik atau lebih buruk dalam menjalankan perintahNya. Seorang pedangan bisa merenung mengapa dagangan tidak laku, mungkin perenungan yang dilakukan dapat mencari solusi tahun depan. Bisa kita lihat dari kacamata islam terdapat aturan yang pasti tentang perdagangan. sudahkah sesuai atau kita melanggarnya.


Ngabuburit menjelang Buka Puasa

         Menunggu merupakan pekerjaan  membosankan, jika beraktifitas dalam menunggu seperti yang dilakukan sekelompok pemuda naik sepeda keliling Ponorogo merupakan hal yang positif dan harus di tiru.
         Tepat jam lima sore sekelompok pemuda memancal sepeda berombongan melewati jalan Sultan Agung Ponorogo. Dari informasi yang di dapat mereka mengatakan: membuat keringat lebih baik dari pada menunggu tanpa hal atau sesuatu yang positif. Jika menunggu lebih identik malas, melakukan aktifitas lebih terkesan kreatif. 
                   Bahasa agama ibadah sangat luas, dikatakan ibadah sesuatu yang baik dan harus dilakukan ada tuntunanya dalam alQur'an dan Al Haditz.  Kedua harus diniati krono allah ta'ala atau semata mata karena allah swt. Jika kita melakukan ngabuburit tanpa melanggar aturan Allah dan manfaatnya lebih banyak tentunya dapat dikatakan ibadah . Ibadah tidak haurs sakral atau penuh dengan suatu tatanan rumit tapi perlu tatanan yang mendasar dan fokus pada satu tujuan.
                  Perkemabangan abad semakin jauh meninggalkan ritual dan budaya akibat dari tuntutan jaman. Sistem yang semakin keras membuat karakter seseorang yang baik semakin terkikis. Jika seseorang tak mempunyai filter yang kuat maka semua akan menjadi fatal. orang yang baik akan terjerumus dan orang yang buruk akan larut dalam lembah hitamnya. Agama tak bisa menjadi jaminan karena sekedar dibaca dilihat didengarkan tidak diamalkan secara totalitas.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. MUDA AGAMA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Bambang Indrayana KPI
Proudly powered by Blogger