Minggu, 12 Juni 2011

KEMISKINAN MEMBAWA KEHANCURAN

            Bangsa Indonesia merdeka sudah 66 tahun, dalam kenyataan tidak semakin baik malah semakin tak terarah. Simbul Pancasila sebagai Idiologi bangsa dan Agama sebagai idioli penguat individu yang harus diamalkan setiap gerak dan langkah. Penyimpangan terhadap Idiologi Pancasila lebih dilandasi dari pemahaman agama dangkal dan penngamalan ajaran agama semakin terkikis dengan adanya pemahaman HAM yang tidak jelas. Kebebasan yang di gulirkan merupakan kebebasan yang berlebihan sehingga Pancasila dan Agama sebagai pelajaran bukan lagi menjadi tuntunan kebanaran yang hak.
  1. Miskin Iman
  2. Miskin Ilmu
  3. Miskin Harta
  4. Miskin bertindak sosial
                Miskin Iman merupakan hala yang fatal dalam kehidupan pribadi, pembentukan karakter perlu adanya Iman kuat sehingga perjalanan untuk menegakan kebenaran untuk mencapai keadilan tidak mati di tengah jalan. Sekian banyak orang dari kalangan atas, tengah dan bawah jika tak memiliki Iman yang kuat bisa dipastikan mengalami ketimpangan karena selalu terbawa arus pada titik kerancuan.
Hakikat Iman

Hakikat iman (nur iman) adalah Cahaya Allah yang memancar di hati orang yang
dikehendaki Allah bersih dari segala sesuatu yang tidak disukai-Nya.

QS. Al Baqarah (2) : 257
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).

QS. Al Maidah (5) : 16
… dengankitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita
kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, ... [Referensi QS
14:1, 5 ; 33:43 ; 57:9 ; 65:11]

QS. An Nuur (24) : 40
barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia
mempunyai cahaya sedikitpun.

QS. Az Zumar (39) : 22
orang-orang yang dibukakan Allah hatinya (untuk) berserah diri lalu ia
mendapat cahaya dari Rabbnya

Sabda Rasulullah SAW
Apabila cahaya Allah telah masuk kedalam qalbi maka dadapun menjadi lapang
dan terbuka…” Seorang sahabat bertanya, “Apakah yang demikian itu
tanda-tandanya ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Ya, orang-orang yang
mengalaminya lalu merenggangkan pandangannya dari negeri tipuan (dunia) dan
bersiap menuju ke negeri abadi (akhirat) serta mempersiapkan mati sebelum
mati.

QS. Al An’am (6) : 122
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan
kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan
ditengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya
berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya.

QS. Al Hadid (57) : 12
 (yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mu'min laki-laki dan perempuan
sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka…

Sahabat Anas bin Malik meriwayatkan
Suatu ketika Rasulullah SAW sedang berjalan-jalan. Beliau bertemu dengan
seorang sahabat Anshar bernama Haritsah. Rasulullah SAW bertanya: "Bagaimana
keadaanmu ya Haritsah?" Haritsah menjawab : "Hamba sekarang benar-benar
menjadi seorang mukmin billah". Rasulullah SAW menjawab: "Yaa Haritsah,
pikirkanlah dahulu apa yang engkau ucapkan itu, setiap ucapan itu harus
dibuktikan!" Haritsah menjawab : "Ya Rasulullah, hawa nafsu telah
menyingkir, kalau malam tiba hamba berjaga untuk beribadah kepada Allah dan
di waktu siang hamba berpuasa..." Sekarang ini hamba dapat melihat Arsy
Allah tampak dengan jelas di depan hamba... Hamba dapat melihat orang di
surga saling kunjung mengunjungi, Hamba dapat melihat orang di neraka
berteriak-teriak..."Maka Rasulullah SAW berkata : "Engkau menjadi orang yang
Imannya dinyatakan dengan terang oleh Allah SWT di qolbimu".

Sabda Rasulullah SAW
“…takutlah kamu akan firasat orang-orang mukmin, sebab mereka memandang
dengan cahaya Allah…”

 Miskin Ilmu awal dari kehancuran kehidupan yang membawa kegelapan. Ibadah lahir dan batin baik berhubungan dengan Allah dan semua mahluk ciptaanNya wajib memakai ilmu, sehingga menjadikan tatanan serasi dan sinergis. Ibadah tanpa Ilmu mati, punya Ilmu tanpa melakukan Ibadah juga setak. Antara Ilmu dan ibadah saling berkaitan. Kehidupan bangsa perlu banyak orang untuk menguasai keilmuan dari seluruh bidang yang ada sehingga tercipta bangsa yang mandiri.

1. THOLABUL 'ILMI FARIIDHOTUN 'ALA KULLI MUSLIMIN 
  "Menuntut ilmu itu diwajibkan atas tiap-tiap orang muslim"
2. Ayat i S.' ALAQ ayat 1 - 5:   
  • Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
  • Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
  • Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
  • Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
  • Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dari Ayat dan Hadist  di atas merupakan kunci dari semua pengetahuan harus dicari ilmu. tanpa ilmu kita tidak bisa baca dengan mata, hati, telinga, pikiran dan perasaan untuk mencapai sebuah kebenaran.
              Miskin Harta merupakan miskin yang membuat kita dekat akan kekufuran bisa di lihat dan dibuktikan dalam tatanan sosial miskin Harta di karenakan miskin ilmu dan pengetahuan. Nabi Muhammad Saw, menikahi istri pertama karena Harta, akan tetapi ada beberapa alasan dalam masa itu harta di butuhkan untuk perjuangan peyiaran Islam. berbalik sekarang orang kaya untuk mempengaruhi orang miskin agar mereka yang miskin bergaya hidup mewah. Kesadaran orang miskin sekarang tidak di imbangi dengan keimanan dan ilmu sehingga terjadi apa yang tidak harus dilakukan. Peralihan sebuah nilai dari ibadah menjadi materi sangat pengaruh dan merubah manset masyarakat miskin. Diantara ayat di atas telah menjelaskan akan sebauh kemiskinan dekat dengan kekufuran.
                  Miskin berbuat sosial, jika dalam keseharian anda bisa merasakan dengan ilmu hikmah dilihat dari cara pandang yang berbeda tentunya akan terlihat orang tak pernah melakukan perpuatan sosial hatinya keras seperti batu seakan hidup miliknya. Agama di bumi hampir semua jarannya mengedepankan nilai sosial. Seperti halnya orang telah mendapat ilmu, iman dan harta harus bisa merubah tatanan sosial baik menurut aturan dan doktrin agama. Agama ada lebih dari merubah kesimbangan pada titik sosial, sehingga gejolak sosial akibat tidak adil, tak akan muncul di bumi lebih banyak. Adil menurut agama kebanyakan menentang karena kebebasan selalu di pagar betis dengan sosial. Hakekat sosial lebih dilandasi atas dasar keadilan dan merata. Nilai adil relatif jika anda lakukan berdasarkan akal dan logika yang semakin berkembang. Agama merupakan tatanan sosial setiap umat manusia yang harus di jalankan baik Islam, kristen, budha, hindu dst.
                   Tentunya semua memerlukan proses menuju harapan bersama. Tanpa ada kebersamaan dalam menjalankan perubahan muncul ketidak seimbangan yang menibulkan gejolak sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. MUDA AGAMA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Bambang Indrayana KPI
Proudly powered by Blogger